Kamis, 05 Juli 2018

Jangan Jadikan Anak Kita Anak Karbitan

JANGAN JADIKAN ANAK KITA ANAK KARBITAN

Anak karbitan adalah anak yang dipaksa, yang tumbuh dengan simulasi yang berlebihan tetapi tidak sesuai dengan usia dan tahapan tumbuh kembang anak. Orang tua biasanya berambisi agar buah hatinya cepat pandai, bisa melakukan segala sesuatu dengan sendirinya tanpa memperhatikan apakah itu sesuai dengan tumbuh kembang anak atau tidak. Sebagai contoh dari anak bangun tidur sudah harus mengerjakan keperluannya sendiri (merapikan tempat tidur, sikat gigi, mandi, berpakaian ). Bahkan ada orang tua yang memperlakukan anaknya seperti robot (habis sekolah harus kursus piano, kursus matematika, kursus bahasa Inggris, kursus baca tulis dan sebagainya) sehingga menyita waktu bermain mereka.
Biasanya hal-hal yang dikarbit pada anak-anak menyangkut dua aspek yaitu aspek kognisi dan aspek sosial emosional. Untuk aspek kognisi berkaitan dengan gaya hidup anak antara lain ; anak diajari baca, tulis diusianya yang belum cukup umur; anak diajari calistung dengan melewati tahapan dari masing-masing prosesnya. Sedangkan pada aspek sosial emosional berkaitan dengan emosi dan cara anak bersosialisasi misalnya harusnya anak bisa berbagi tetapi tidak bisa berbagi, suka marah-marah sendiri, tidak bisa berteman, meniru-niru adegan, sudah besar berkelakuan seperti anak kecil, suka nyerobot saat antri.
Untuk menghindari masalah pengarbitan anak ini, dalam memberikan pelajaran kepada anak harus melewati tahapan-tahapan menurut usianya. Tahapan proses belajar menulis antara lain sebagai berikut :
- Motorik halus sudah siap, cara memegang pensil harus sudah tepat, menebalkan titik-titik garis,     
  membuat bentuk-bentuk dasar; lingkaran, segitiga dan segi empat.
- Kemampuan persepsi atau melihat dan membedakan bentuk-bentuk.
- Membedakan depan belakang, kanak kiri, atas bawah bertujuan supaya anak tidak kesulitan 
  membedakan huruf b-d, p-q, s-z.
Dalam pembelajaran berhitung melalui tahapan proses sebagai berikut :
- Diawali dengan kemampuan untuk mencocokkan dan mengelompokkan. Contoh dengan jumlah 
  gambar, dengan menggunakan tutup botol lalu anak disuruh membedakan, mengelompokkan antara 
  yang sama dan tidak.
- Membandingkan antara yang besar dan yang kecil, mengurutkan dari mulai yang kecil, sedang ke 
  yang paling besar.
- Anak disuruh mengambilkan sejumlah benda dengan hitungan. Jadi anak bisa berhitung dengan mengetahui jumlah benda bukan sekedar angka atau simbul.

KESIMPULAN
1. Supaya anak tidak menjadi anak karbitan maka cara mendidiknya harus melewati tahapan menurut 
    usianya.
2. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak.
3. Keluarga menanamkan nilai-nilai agama pada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang 
    benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar